Senin, 25 April 2022

M.Ansori Kemukakan Bahwa, 'PT Timah Minim Kualitas SDM Dibidang Penambangan Dan Pengolahan Mineral'



OPINI :

PANGKALPINANG, IT - Apapun ceritanya dalam mengexploitasi dunia  penambangan saat ini diperlunya  Sumber Daya Manusia (SDM) memilik kompetensi tentang Penambangan Dan Pengolahan Timah tentunya tak lain tantangannya  peningkatan produksi bijih timah. 

Kendati cadangan PT TIMAH yang alluvial semakin menipis dan kompleks mengharuskan perusahaan plat merah yang sekarang berstatus sebagai perusahaan Swasta Nasional dibawah induk perusahaan Mind Id dibawah PT Inallum ini harus segera berbenah diri. 

Berdasarkan data menunjukkan produksi bijih timah hanya 26500 mton tahun 2021 turun -42% dari produksi Logam Tins tahun 2020 sebesar 45700 m ton. 

Kondisi ini diperparah dengan maraknya penambangan ilegal yang dilakukan oknum pengusaha tambang dengan menggunakan Perlatan tambang rakyat yang bekerja dalam IUP PT Timah tanpa ada pengawasan maksimal dari Pemilik IUP sendiri.

Meskipun berulang sekali dilakukan razia dengan melibatkan APH dan institusi lainnya, namun tidak memberi berdampak dengan peningkatan  jumlah  produksi bijih timah yang dihasilkan sampai dengan semester awal tahun 2022 ini.

Bahkan cenderung menurun walaupaun ada upaya manajemen untuk mencoba menaikan harga kompensasi bijih timah dipasaran.

Salah satu penyebab lambatnya pengurusan administrasi dan birokrasi yang  kompleks dan berbelit-belit untuk penerbitan surat perintah kerja (SPK) baik bagi Ponton Isap Produksi (PIP) laut  maupun  Skala Tambang Darat, sehingga tidak dipungkiri  menambah terpuruknya jumlah produksi yang dihasilkan oleh perusahaan tambang PT Timah, meskipun sebagai pemilik izin usaha pertambangan (IUP) terluas atau terbesar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

Diketahui juga kondisi cadangan aluvial darat saat ini adalah cenderung tailing eks penambangan dengan mineralisasi kompleks, dan memiliki ukuran butiran halus (mesh) yang biasa memberi   sebagai kekayaan cadangan meskipun sedikit turun gradenya.

Kemudian, tantangan  yang kedua adalah peningkatan teknologi dan SDM untuk bidang pengolahan mineral. Dan inilah merupakan kesulitan dialaminya semua penambang timah baik di perusahaan besar maupun rakyat akan stuck atau stagnant pada satu titik nantinya. Selain masalah teknologi dan pengetahuan SDM untuk mengolah mineral terutama pasir  timah. 

Ketiga adalah bagaimana menjaga umur tambang di wilayah di Bangka Belitung agar tetap berkelanjutan, terutama sebagai sumber pendapatan daerah yang terbesar untuk provinsi dan masyarakat Bangka Belitung. 

Nah, untuk menjaga multiflier efect yaitu perputaran ekonomi agar tetap stabil dan positif di provinsi Bangka Belitung.  

Namun jika PT Timah tidak bisa manege dengan baik atau bertahan sudah dapat diprediksi berapa banyak karyawan dan mitra serta stakeholder yang akan kehilangan sumber pendapatan dan terkena imbasnya.

Tentunya ini akan menjadi persoalan masalah sosial dan masalah lainnya kita di Provinsi Bangka Belitung.

Sebenarnya ada peluang besar dengan sumber daya alam (SDA) bijih timah, yaitu kita masih menyimpan adanya cadangan TIMAH PRIMER dengan deposit  sejumlah ratusan ribu ton yang masih tersimpan dalam perut bumi di Bangka Belitung, dan menjadi peluang besar dan menguntungkan masyarakat kita dan negara, apalagi didukung dengan harga logam timah yang saat ini  tinggi. 

Bahkan tertinggi dalam sejarah menyentuh $48.000/mton logam, dan harga timah dunia saat ini terus membaik seiring teknologi sumber daya terbarukan mendorong teknologi digitalisasi industri yang banyak menggunakan bahan timah.

Kekuatan yang ada inilah dengan  memiliki cadangan mineral baik primer dan alluvisan serta mineral ikutan berharga lainnya, harus dimanfaatkan dan dikelola sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat kita. 

Namun kita juga dihadapkan memiliki   kelemahan terbesar saat ini, yakni tidak adanya SDM atau boleh dikatakan langkah  di Bangka Belitung  untuk yang ahli  dibidang hilirisasi, sehingga mendorong tidak adanya peningkatan teknologi hilirisasi yang dimiliki oleh Bangka Belitung. 
                        
Sangat miris jika memang tidak ada perhatian pemerintah tentang ahli teknologi hilirisasi produk timah, dan harapan kedepannya yang akan menghilangkan ekspor timah mentah atau batangan keluar negeri. Hal ini akan terjadi dan menjadi Pekerjaan Rumah (PR) jika kita tidak segera membenah diri mulai saat ini. 

Penulis : M.Ansori  
Editor : Tim KBO Babel/ IT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



POSTINGAN TER-UPDATE

Satnarkoba Polres Simalungun Cokok Pencuri Dan Pelaku Penyalahgunaan Narkoba di Perkebunan Kelapa Sawit Bahlias

SUMATERA UTARA, IT - Tim Satuan Narkoba Polres Simalungun berhasil menangkap seorang laki-laki berusia 39 tahun, tersangka penyalahgunaan na...

Postingan Populer


Pilihan Pembaca