Senin, 05 April 2021

Tiga Manfaat Ekonomi Sirkular dan Hilirisasi Minyak Kelapa Sawit



JAKARTA, IT - Minyak kelapa sawit, selain dimanfaatkan dalam industri pangan  dengan produk intermediate seperti RBD palm oil, PFAD, RBDP olein, RBDP stearin dan PMF. Juga dimanfaatkan dalam industri non pangan dengan produk intermediate seperti fatty acids, fatty alcohol, fatty amides, fatty amines dan gliserol, (03/04/2021).

Indonesia merupakan pemain terbesar di dunia untuk beberapa produk oleochemical dunia seperti fatty acids yang memiliki kapasitas produksi sebesar 1,4 juta ton per tahun dengan pangsa pasar sebesar 31% . Sementara itu, fatty alcohol memiliki kapasitas produksi 800 ribu ton per tahun dengan pangsa pasar 28%.

Pengguna hilir dari produk oleochemical adalah produk-produk sektor makanan, personal cares, dan produk rumah tangga. Dengan demikian faktor penentu pertumbuhan oleochemical adalah pertumbuhan konsumsi individu dan konsumsi rumah tangga. 

Karakteristik dari produk-produk yang bergantung pada konsumsi rumah tangga adalah tingkat konsumsi yang relatif stabil—tidak akan mengalami lonjakan yang tinggi ataupun penurunan yang drastis. 

Namun dengan proyeksi pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang melambat, produksi oleochemical dapat diarahkan untuk meningkatkan utilisasi dan menunda perluasan produksi untuk menghindari overcapacity.

Sementara itu, pengembangan biodiesel Indonesia telah berjalan dengan cukup baik. Industri refinery kelapa sawit memiliki insentif untuk meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan program pemerintah untuk menggunakan bio diesel.

Indonesia menerapkan B30 di tahun 2020 dan saat ini persiapannya berada dalam fase pengujian. Peran pemerintah dibutuhkan untuk menginisiasi kolaborasi antara industri kelapa sawit-BUMN-akademisi dan industri otomotif untuk mencari model terbaik secara teknologi yang memiliki skala ekonomi yang cukup dan efisien untuk mencapai kandungan B-100.

Bappenas telah mengkaji, industri makanan dan minuman merupakan industri yang paling siap untuk menerapkan circular ekonomy. Dampak ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan penurunan emisi CO2 pada Industri makanan dan minuman paling besar dibandingkan industri lainnya ada dalam 3 hal. Pertama, dampak ekonomi Rp 375 T, dengan pengurangan supply chain loss. Kedua, penciptaan lapangan kerja sebanyak 2,4 juta. Dan ketiga, penurunan emisi CO2 didukung aspek pengurangan post-harvest food loss.

(Tri) IT

Sumber : Tim Komunikasi Publik Kementerian PPN/Bappenas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



POSTINGAN TER-UPDATE

Proyek Pemagaran SDN 02 Dikecam Publik, Kepsek Kecewa : Pemborong Tidak Profesional Dan Tidak Kooperatif, Pekerjaan Saya Jadi Terganggu!

KABUPATEN BEKASI, IT - Pekerjaan proyek pemagaran SDN 02 Satria Jaya yang diduga langgar aturan ditambah tanpa pengawasan Dinas terkait dan ...

Postingan Populer


NASIONAL


DAERAH